Selamat Datang di Blog yang Tidak Penting

Apapun yang ada disini tidak penting, mohon ditinjau kembali...

Kamis, 29 Juli 2010

Permen oh permen

Kurang lebih tadi siang, tepatnya jam berapa saya juga tidak memperhatikan. Saat itu saya sedang asik bermesraan dengan komputer saya, ya seperti biasa melihat situs-situs web yang itu-itu saja. Sampai tiba-tiba saya mendengar suara nyanyian sember adik saya yang paling kecil, Willian namanya, 2 tahun usianya, lucu seharusnya, tapi entah kenapa hal itu bertentangan dengan apa yang ada di pikiran saya. Ya, sudah lah, biarkan saja, lagipula dia tetap adik saya. Beralih ke nyanyian itu, ternyata itu tangisan, wah sepertinya kuping saya mempermainkan jari kelingking saya, atau sebaliknya? Ya sudah lah, lagi.
Ya namanya juga anak kecil, menangis dia, memegang permen tangan kanannya, minta dibuka dia, saya tawarkan bantuan dia, dia tetap menangis sambil menyuruh ibu saya yang buka bungkus permennya, sampai saya berpikir dalam hati untuk mengambil permennya, ya seperti dalam istilah, semudah mengambil permen dari anak kecil. Dan akhirnya saya urungkan niat saya mengambil permen itu dari Willian karena teringat iklan provider kartu telepon yang disaat ada anak kecil yang permennya diambil lalu si anak jadi makan daun. Bukannya saya tidak mau Willian makan daun, tapi kepada apa yang ada dirumah kami, tidak ada tanaman, masa iya dia mau makan daun pintu atau daun jendela, atau lebih parah, makan daun telinganya sendiri, tapi saya pikir-pikir lagi itu semua tidak mungkin, pokoknya tidak mungkin! Batin saya bergolak menepis imajinasi saya yang berlebihan. layaknya pertempuran antara SMU ini lawan STM itu, suka-suka lah.
Akhirnya saya lebih suka kembali ke kamar saya dan menumpahkan isi minuman saya ke kepala sambil menggeleng-gelengkan kepala saya macam model wanita seksi dengan bikini di tivi-tivi, tapi lagi-lagi itu cuma imajinasi liar saya. Dan saya pun kembali tenggelam dalam kemesraan komputer. Sampai tiba-tiba lagi, ibu saya berteriak histeris memanggil nama saya. Saya kaget, kaget saya, anda kaget? Saya lebih kaget kalau anda ikut-ikutan kaget! Cepat-cepat saya mengahmpiri ibu saya, bertanya saya, ada apa, jawab ibu saya, Willian tersedak permen yang tadi. Fyuuhh lega saya mendengar pemberitahuan dari ibu saya tadi, saya kan berpikir kalau misalkan ada buaya masuk rumah dengan memakai sendal, atau penampakan U.F.O sempak terbang. Ternyata cuma Willian keselek permen... Apa! tidak oh tidak, bagaimana ini, permen yang kalau misalkan saya telan saja bisa buat saya mati lemas karena ternyata Willian buang gas di depan hidung saya. Apalagi kalau permen itu tersangkut di tenggorokan dia yang masih sebesar itu (maaf saya tidak bisa mendeskripsikannya kali ini) panik saya, ibu juga, sampai-sampai Presiden juga, katanya, bukan karena kasus adik saya ini tapi karena negara ini tentunya.
Beralih ke Willian, anda sudah tahu tentunya ekspresi orang tersedak bagaimana, mata melotot, mulut megap-megap, seperti ikan mas koki yang keluar dari akuarium. Ibu saya mengurut-urut belakang lehernya sedangkan saya sibuk mencari cemilan di kulkas. Willian terus menangis, sementara pacar saya sedang bekerja mengajar di tempat bimbingan belajar manula menulis huruf hiragana. Sampai-sampai saya berpikir menepuk punggung Willian dengan sekop, tapi saya urungkan niatan saya karena berbahaya buat sekopnya. Akhirnya saya gendong adik saya itu, saya bawa ke altar dan saya korbankan kepada Zeus, "Zeus terimalah ajalmu!". Lagi-lagi imajinasi ini melanglang buana. Saya taruh dia di tempat tidur dan saya pijit-pijit kakinya agar permennya turun ke kaki, tapi saya pikir lagi itu tidak nyambung, jadi saya pijit lehernya. Entah berapa lama saya pijit lehernya, kira-kira ya ada lah waktunya sekitar segitu. Dia tertidur, pulas, seperti tidak terjadi apa-apa. Dan permennya, saya rasa, telah menuju tempat yang tenang. Selamat tinggal permen, selamat tinggal.
Jadi buat bapak-bapak atau Ibu-ibu diluar sana, ada pesan khusus yang saya maksudkan dalam cerita ini, yaitu, kalau mau membuat anak, buatlah anak yang pintar. Yang bisa membedakan antara permen dan juga sendal jepit...

Senin, 14 Juni 2010

Kata-kata tidak penting

Kesakitan Ini

Berhenti, mematung, menjadikan ragaku tak berekspresi.
Diam memaki, tanpa bisa berbuat dalam hal yang pasti.
Inikah hidupku, hidupmu, hidupnya, hidup kita dan kami?
Bertekuk lutut, meringis dalam tawa dalam wajah pucat pasi.

Ini jeritan kami, kesakitan ini dalam luka yang menganga.
Ini jeritan kami, kesakitan ini terasa seperti sebuah dosa.

Aku sayat kedua tanganku demi sebuah pengorbanan.
Dengan darah ini kuharap kau terpuaskan.
Dengar tangisan mereka tanpa kau hiraukan.
Inilah sikapmu, inilah aksimu, inilah penjajahan.

Ini jeritan kami, kesakitan dalam luka yang menganga.
Ini jeritan kami, kesakitan yang terbuat dalam dosa.

Hina, kau bergaya.
Hina, kau berkata.
Hina, kau berkhotbah.
Hina, janjimu tak lebih dari omong kosong politik bunuh diri...

Selasa, 08 Juni 2010

Akhirnya

Ah akhirnya saya membuat sebuah blog juga, terbilang telat boleh. Tak apalah toh ini semua atas dasar kemauan saya sendiri tanpa paksaan dari pihak-pihak yang tidak mengenal saya.

saya ucapkan, Terima Kasih sudah menyia-nyiakan waktu anda untuk mengunjungi blog saya ini, semoga anda semua panjang umur dan diberi keberkahan oleh Tuhan anda masing-masing, nah sekarang mari kita bernyanyi tiup kuenya dan potong lilinnya.

Mengenai blog saya ini, kemungkinan akan berisi hal-hal yang tidak penting untuk manusia tapi mungkin penting untuk tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh subur dimana saja mereka mau, toh itu kehendak tumbuhan bukan manusia. Ya apalah saya bicarakan, saya juga tidak mengerti dengan sangat apa yang keluar di kepala saya saat ini. By the way, blog saya ini dibuat ketika saya dalam kondisi sadar tidak sadar karena kekurang-kerjaan saya pada saat tulisan ini dibuat. Maklumlah namanya juga blog tidak penting, jadi sah-sah saja menurut undang-undang yang berlaku di dalam pikiran saya ini. Bukan begitu bukan?

Nah, karena kebetulan yang disengaja saya lelah mengetik tulisan yang tidak terlalu penting ini, saya sudahi saja ya. Saya harap anda tidak marah, sakit, bahkan stres karena membacanya. Last but not least, sampai berjumpalitan.